Makalah Akhir SoftSkill


MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
“PEMUDA DAN SOSIALISASI”






















Dibuat Oleh:
Nikolaus Yudo Pamungkas
1IA18 || 55416425
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA








Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikannya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Pemuda dan Sosialisasi” ini dapat saya selesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, saya selaku penulis makalah ini ingin mengutarakan banyak terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang telah membantu memberikan ide, saran, pendapat, serta wawasannya, sehingga dapat terwujudkan makalah yang dapat saya rangkai.Saran dan pendapat pembaca adalah anugrah untuk saya, agar lebih baik dalam menyusun makalah dikemudian harinya





Bekasi, 1 Februari 2017






Penulis




DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................................


BAB I.
PENDAHULUAN...........................................................................................................................
    1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................
    1.2 TUJUAN...............................................................................................................................


BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................................
     1.1    Pemuda..............................................................................................................................
     1.2    Sosialisasi...........................................................................................................................
     1.3    Hubungan Sosialisasi Dengan Pemuda...................................................................................
     1.4    Peran Media Masa..............................................................................................................
     1.5    Perlu Dikembangkan...........................................................................................................
     1.6    Pemuda dan Identitas..........................................................................................................
          1.6.1   Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda.......................................................
          1.6.2   Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ...............................
          1.6.3   Masalah-Masalah Generasi Muda.................................................................................
     1.7    Potensi-Potensi Generasi Muda.............................................................................................
     1.8    Usaha Menanggulangi Permasalahn Pemuda.........................................................................
     1.9    Faktor Penyebab Permasalahan Pemuda................................................................................


BAB II
KESIMPULAN...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................






BAB I
PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

         Telah diketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai, hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural. Didalam masyrakat pemuda merupakan suatu identitas yang potensial sebagai penerus bangsa yang dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
         
           Pemuda adalah sosok pembbaharuan, punya jiwa Patriotisme dan Nasionalisme. Pemuda adalah generasi yang memiliki semangat jiwa yang kuat serta memiliki visi untuk membawa perubahan yang baik untuk bangsa.
           Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagai berikut :
Golongan anak : 0-12 tahun
Golongan remaja : 13-18 tahun
Golongan dewasa : 18(21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16-21 tahun ketas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
            Generasi muda adalah merek ayang berusia 18-30-40 tahun, karena bersifat anak-anak. Pengertian pemuda berada terdiri atas 3 kategori yaitu :
1. Siswa, usia antara 6-18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2. Mahasiswa usia antara 18-25 tahun berada di perguruan tinggi dan akademik
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15-30 tahun keatas.
Sosial diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakat itu sendiri.

  TUJUAN
  • Agar dapat mengetahui bagaimana proses sosialisasi pemuda.
  • Agar dapat mengetahui apa tujuan proses sosialisasi pemuda.
  • Untuk Mengetahui apa peranan pemuda dalam masyarakat.
  • Mengetahui apa saja potensi generasi pemuda.
  • Mendeksripsikan bagaimana pengembangan potensi generasi muda.
  • Mengetahui apa saja masalah generasi muda.
  • Untuk mengetahui apa faktor penyebab permasalahan generasi pemuda.
  • Agar dapat mengetahui apa saja usaha untuk menanggulangi masalah generasi muda.



BAB II
PEMBAHASAN

      1.1 Pemuda 

        Pemuda diidentikan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang akan menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat berpikir demi perubahan dan kemajuan negara ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa masyarakat dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karna pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
         Pemuda-pemuda generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir. Dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman dahulu lebih berpikir secara rasioanl dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asalh dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampgunakan. Peran pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasayarakt menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti, dan lain-lain.ak yang akan muncul dari beragai aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam memerdekakan Negara ini.
         Sedangkan pemuda zaman sekarang, masih acuh terhadapt masalah-masalah sosial di lingkungannya yang biasanya disebut sikap anti sosial. Pemuda-pemuda saat ini terpengaruh dalam hal pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi yang seharusnya membuat mereka lebih terfasilitas untuk menambah wawasan ataupun bertukar informasi justru malah disalah


      1.2 Sosialisasi

       Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal


  • Sosialisasi primer
             Menurut Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi            pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat                     (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum                 masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara                 bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

          Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab              seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak                akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan              anggota keluarga terdekatnya.



  • Sosialisasi sekunder 
        Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang               memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk- bentuknya             adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas         diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas       diri yang lama.


      1.3 Hubungan Sosialisasi Dengan Pemuda

      Sosisalisasi di kalangan pemuda sangatlah penting. tidak hanya untuk lingkungan sekitar yang menikmati dampaknya positifnya, para pemuda dan pemudinya pun juga dapay menikmati manisnya dampak positif dikalangan pemuda. bisa kita lihat berbagai macam komunitas ataupun sekelompok kepemudaan di sekitar kita. salah satu contonya ialah karang taruna, Karang taruna sangatlah berperan aktif dalam kegiatan ataupun berbagai macam kelaksanaan acara disuatu wilayah. tidak hanya itu, Karang taruna juga dapat membarikan kemajuan pola pikir pemuda, pemuda tidak hanya memikirkan 1 aspek saja, banyak aspek yang akan ia pikirkan. Karang taruna membantu pemudanya berani dan mampu untuk membangun komunikasi di wilayahnya. Dan juga dapat membantuk mengembangkan 4 aspek sosial yang sangat penting untuk kemajuan pemuda tersebut :
  1. Sosial psikologinya
  2. Sosial kebudayaanya.
  3. Sosial perekonomiannya.
  4. dan juga Sosial politiknya 
      Jadi pemuda pun dapat mengetahui pergaulan pergaulan sehat yang dapat ia terima dari lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam sebuah blog saya kutip bahwa sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda. Sumpah pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunnya dictator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum muda. Kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang kritis terhadap ponggahnya kekuasaan.

       Namun tidak dapat dipungkiri juga, bahwa pemuda pun juga masih banyak yang sudah jatuh asik dengan kehidupannya yang anti sosial. Selalu menyendiri dan terlalu asik dengan kehidupannya. salah satu contoh yang membuat seorang pemuda menjadi anti sosial ialah Game online. Namun tidak semua pemdua yang tercandu games online menjadi anti sosial, mereka masih dapat membatasi dirinya untuk tidak terlalu maniak dengan games online.

       Dibawah ini adalah beberapa ciri seseorang yang anti sosial :
  1. orang yang anti sosial sangat menghindari hal-hal seperti mengeluh, memberikan pendapat atau saran, bahkan ketika ada seseorang memberikan pertanyaan kepadanya.
  2. Menyembunyikan masalah.
  3. Tidak peduli dengan omongan orang.
  4. Egois hanya ingin dimengerti.
       Pasti disekitaran kita dapat dijumpai seseorang atau lebih yang mengalami anti sosial. terlebih lagi seorang pemuda, Jadi saatnya berperan aktif dalam melakukan satu hal yang dapat merubah kebiasaanya yang anti sosial, yakni Menyapa. dengan menyapa, itu dapat menjadi gerbang utama untuk dia dapat menerima anda untuk mengetahui masalahnya, dan juga mengajaknya utnuk keluar dari kebiasanya menjadi anti sosial. Yang paling ditakuti dari seseorang yang anti sosial adalah, apabila ia sudah mengalami kejenuhan dalam kehidupannya yang ia alami, ia dapat mudah jatuh dalam salahnya pergaulan, dan jatuhnya kedalam dunia narkotika.


     1.4 Peran Media Masa

      Menurut Zulkarimen Nasution, dewasa ini tersedia banyak pilihan isi informasi. Dengan demikian, kesan semakin permisifnya masyarakat juga tercermin pada isi media yang beredar. Sementara masa remaja yang merupakan periode peralihan dari masa naka-kanak menuju masa dewasa, ditandai beberapa ciri. Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri. Kedua, kemampuan melepas diri dari ketergantungan orang tua. Ketiga, kebutuhan memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja.
      Ciri-ciri ini menyebbakan kecenderungan remaja melahap begitu saja arus informasi yang serasi dengan selera keingnan mereka. Zulkarimen juga mengamati, para tetua yang tadinya berfungsi sebagai penapisan informasi atau pemberi rekomendasi terhadap pesan-pesan yang diterima kini tidak berfungsi sebagai sediakala.
      Sebagai jalan ke luar ahli koumunikasi ini melihat pelrunya membekali remjaa dengan keterampilan berinformasi yang mencakup kemampuan menemukan, memilih, menggunakan dan mengevaluasi informasi. Keterampilan ini ada baiknya disiapkan lewat pelajaran yang ada di seklah, sehingga secara builtin menjadi bagian yang utuh dari keseluruhan prestasi belajar remaja di sekolah masing-masing.

       1.5 Perlu Dikembangkan

     Arif Gosti SH yang berbicara mengenai kecenderungan-kecenderungan relasi orang tua dan remaja (KKOR) menyatakan KROR positif merupakan faktor pendukung hubungan orang tua dan remaja yang edukatif. Sedangkan yang negatif merupakan faktor yang tidak mendukung karena bersifat destukrif dan konfrontatif.
    Sementara itu Suwarniayati Sartomo berpendapat, semaja sebagai individu dan masa pancaroba mempunyai peniliaian yang belum mendalam terhadap norma, etika dan agama seperti halnya orang dewasa. Mereka menganggap tanggung jawab mengenai masalah kenakalan remaja sepnuhnya berad di pihak yang berwajib. Sedangkan Kakanwil Depdikbud DKI Jakarta Drs. E. Coldenhoff melihat pengembangan sekolah sebagai masyarakat, perlu ditangani secara konprehensif dan terpadu. Ia juga berpendapat, jalur kurikuler dan ekstrakulikuler pada hakikatnya saling menunjang dalam pembentukan kepribadian dan pengarahan pada remaja.Masalah kepumudaan dapat ditinjau dari 2 asumsi yaitu :

A). Penhayatan mengenai proses perkembangan bukan sebagai suatu kontinum yang sambung              menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiir-sendiri. Pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragmen itu mewakili nilai sendiri.
Oleh sebab itu, arti setiap masa perkembangan hanya dapat domengerti dan dinilai dari masa itu sendiri. Masa kanak-kanak hanya dapat direaspi karena keanakannya masa pemuda karena sifat-sifatnya yang khas pemuda, dan masa orang tua yang diindentikan denhan stabilitas hidup dan kemapanan.
Dinamika pemuda tidak lebih dari usaha untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola kelakuan yang sudah tersedia, dan setiap bentuk kelakuan yang menyimpang akan dicap sebagai yang anomalis, yang sewajarnya. Dan jika itu ditentang oleh kaidah-kaidah sosial yang sudah melembaga, maka hal itu akan menjelma dalam bentuk andanya jurang pemisah anatra generasi muda dan generasi tua.
Pendekatan klasik melihat potensi dan romantisme pemuda sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, baik pemuda sebagai perorangan maupuan pemuda sebagai anggota kelompok dan anggota dari suatu masyarakat. Demikian pula usaha-usaha untuk menyalurkan potensi pemuda kerapkalli bersifat fragmentaris, karena potensi itu dilihat bukan merupakan sebagian dari aktivitas dalam wawasan kehidupan, tetapi tidak lebih sebagai penyaluran tenaga dan berlebihan dari pemuda itu.

B). Posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri. Tafsiran-tafsiran klasik didasarkan pada anggapan bahwa kehidupan mempunyai pola yang banyak sedikitnya. Sudah tentu ditentukan oleh mutu pemikiran yang diwakili oleh generasi tua yang bersembunyi di balik tradisi. Dinamika pemuda tidak dilihat sebagaian dari dinamika atau lebih dari dinamika wawasan kehidupan.
Pemuda sebagai suatu subyek dalam hidup, tentulah mempunyai nilai-nilai sendiri dalam menudukung dan menggerakan hidup bersama. Hal ini hanya bisa terjadi apabila tingkah laku pemuda itu sendiri ditinjau sebagai interaksi terhadap lingkungannya dalam arti luas. Penafsiran mengenai identifikasi pemuda seperti ini disebut sebagai pendekatan ekosferis.
Di dalam proses identifikasi dengan kelompok sosial serat norma-normanya itu tidak senantiasa seorang mengidentifikasi dengan kelompok tempat ia sedang menjadi anggota secara resmi. Kelompok semacam ini disebut membership-group, kelompok di mana ia menjadi anggota. Tetapi dalam mengidentifikasi dirinya dengan suatu kelompok, mungkin pula seseorang melakukannya terhadapt sebuah kelompok tempat ia pada waktu itu tidak lagi merupakan anggota atau terhadap kelompok yang ia ingin menjadi anggotanya. Dalam hal ini terakhir ia mengidentifikasi dirinya dengan sebuah kelompok di luar membership-group-nya kelompok tempat identifikasi dirinya disebut juga reference-group


     1.6 Pemuda dan Identitas

          Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya. Generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.
          Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai permasalahan-permasalahan yang sangat bervariasi, di mana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara proposional maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan.
         Disamping menghadapi berbagai permasalahan, pemuda memiliki potensi-potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting artinya sebagai sumber daya manusia. Oleh karena itu berbagai potensi yang dimiliki generasi muda ini harus digarap, dalam arti pengembangan dan pembinaan generasi muda di dalam jalur-jalur pembinaan yang tepat serta senantiasa bertumpu pada generasi pencapaian tujuan nasional sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945alinea IV.
          Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukkan kemampuan diri pemuda untuk menselaraskan diri di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu pada tahapan pengembangan dan pembinaanya, melalui proses kematangan dirinya dan belaar pada berbagai media sosilaisasi yang ada di masyarakat, seorang pemuda harus mampu mengendalikan diri dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat, dan tetap mempunyai motivasi sosial yang tinggi.


   1.6.1 Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda

1. Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.

Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
• Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
• Orientasi dalam dirinya sendiri.
• Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
• Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
• Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.


       1.6.2 Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda


         Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
         Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkota, anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi muda itu sendiri.
         Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil guna. Dalam hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan wadah-wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi       Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi fungsional pemuda lainnya.
Dalam kebijakan tersebut terlihat bahwa KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada khususnya. Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja sedang membuat kerajinan bambu yang diolah menjadi aneka macam alat musik seperti suling, angklung dan sebagainya.


         1.6.3 Masalah-Masalah Generasi Muda
     Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
• Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.


        1.7 Potensi-Potensi Generasi Muda  

      Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
• Idealisme dan daya kritis
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
• Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi


      1.8 Usaha Menanggulangi Permasalahan Pemuda

    Berikut ialah upaya menanggulangi kenakalan remaja :
  • - Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
  • - Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. 
  • contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya,
  • dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita
  • sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila
  • dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
  • - Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun
  • baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main 
  • yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia
  • pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
  • - Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio,
  • handphone, dll.
  • - Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak
  • menghabiskan waktunya selain di rumah.
  • - Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan
  • mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
  • - Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan
  • pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia
  • sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian
  • dan kepercayaan dirinya.
  • - Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat curhat yang nyaman untuk anak anda,
  • sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

BAB II
KESIMPULAN


Pemuda mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hendaknya pemuda selalu dirangkul dan diberikan pendidikan yang cukup agar dapat mensejahterakan negerinya. Masalah-masalah pemuda yang sangatlah komplek yang seperti diutarakan diatas perlu dilakukan upaya terpadu secara bersama-sama untuk memberantas hal-hal negative dikalangan pemuda dengan mengajak pemuda sebagai objek pembangunan nasional. Karena sesungguhnya pemuda mempunyai yang sangat potensial bagi masa depan bangsa.

Selain itu pemuda harus senantiasa diberikan dan dipermudah dalam masalah pendidikan karena hanya dengan pendidikan yang berkualitas akan terlahir pemimpin muda yang berkualitas pula sehingga negeri ini pun akan menjadil lebih sejahtera dan maju.


DAFTAR PUSTAKA


http://reval004.blogspot.co.id/2013/10/definisi-pemuda.html
http://hediprananta.blogspot.co.id/2013/10/pemuda-dan-identitas.html
https://3rest.wordpress.com/2010/11/16/pemuda-dan-identitas/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisas
http://reval004.blogspot.co.id/2013/10/definisi-pemuda.html.

Komentar

Postingan Populer